Manusia dan Kegelisahan Ilmu Budaya
Dasar
Dosen : Dina Juniar A
Nama : Alfajri
Yasmaulana
Kelas/NPM :
1IA02/50415491
UNIVERSITAS GUNADARMA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Harapan
berasal dari kata harap,yaitu keinginan supaya suatu terjadi atau sesuatu yang
belum terwujud.Harapan bukanlah sesuatu yang terucap dimulut saja tetapi juga
berangkat dari usaha.Harapan membuat kita berpikir untuk melakukan sesuatu
sesuatu yang lebih baik,untuk meraih sesuatu yang lebih baik juga.Harapan dan
rasa optimis juga memberikan kita kekuatan untuk melawan setiap hambatan.
B.Pembatasan Masalah.
Pembatasan
masalah meliputi : definisi harapan,harapan sebagai fenomena nasional,kepercayaan,manusia
dan harapan,nilai – nilai budaya sebagai tolak ukur dan harapan terakhir.
C.Rumusan Masalah
Berdasarkan
pembatassan masalah diatas,kami menerangkan beberapa rumusan masalah yang
diangkat antara lain :
1. Pengertian dan makna harapan.
2. Harapan sebagai fenomena nasional.
3. Kepercayaan.
4. Manusia dan harapan.
5. Harapan terakhir.
BAB II
MANUSIA DAN HARAPAN
A. Pengertian Harapan
Harapan
berasal dari kata harap,artinya keinginan supaya sesuatu terjadi.Yang mempunyai
harapan atau keinginan itu hati.Putus harapan berarti putus asa.
Contoh :
a).Budi seorang mahasiswa universitas
terbuka,Ia belajar rajin
dengan harapan
didalam ujian semester memperoleh nilai A.1
Dari contoh diatas terlihat apa yang
diharapkan Budi ialah terjadinya buah keinginan,karena itu Budi bekerja
keras.Budi belajar tak kenal waktu dengan satu keyakinan bahwa apa yang
diharapkan akan terwujud.Untuk mewujudkan harapan harus disertai dengan
usaha.Meskipun sudah berusaha keras kadang – kadang harapan itu belum tentu
terwujud..Apakah Budi sudah pasti mendapat nilai A ? belum tentu.Tuhanlah yang
menentukan,manusia sekedar berusaha.
Harapan
artinya keinginan yang belum terwujud.Setiap orang mempunyai harapan.Tanpa
harapan manusia tidak ada artinya.Manusia yang tidak mempunyai harapan berarti
tidak dapat diharapkan.
Dalam
diri manusia ada dorongan,yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan
hidup.Dorongan kodrat itu ialah menangis,tertawa,berpikir,bercinta,berkata,mempunyai
keturunan,dsb.
Kebutuhan
hidup adalah kebutuhan jasmani dan rohani.Kebutuhan jasmani ialah
pangan,sandang dan papan sedangkan kebutuhan rohani meliputi kebahagiaan,kesejahteraan,kepuasan
hiburan,dsb.
1)Drs.H.Ahmad Mustofa,Ilmu
Budaya Dasar(Bandung : Pustaka Setia,1999)h.170.
Sehubungan
dengan kebutuhan manusia,Abraham Maslow mengategorikan kebutuhan manusia
menjadi lima macam,yang merupakan lima harapan manusia ialah :
1. Harapan untuk memperoleh kelangsungan
hidup (survival)
2. Harapan untuk mendapatkan keamanan
(safety)
3. Harapan untuk memiliki hak dan
kewajiban untuk mencintai dan dicintai
(beloving and
love)
4. Harapan memperoleh status atau untuk
diterima/diakui lingkungan
5. Harapan untuk memperoleh perwujudan
dan cita–cita (self actualization)
B. Harapan Sebagai Fenomena Nasional
Harapan dalam satu dan
lain hal bisa disebut sebagai fenomena yang universal sifatnya.Artinya
harapanadalah sesuatu yang wajar berkembang dalam diri manusia dimanapun
juga.Ini berarti setiap manusia,tidak peduli latar belakangnya,mempunyai
keinginan untuk terpenuhinya segala harapan yang ada pada dirinya.Dan begitu
menggejalanya harapan tersebut sampai-sampai orang yang akan meninggalpun tetap
menaruh harapan-harapan tertentu,dengan meninggalkan pesan-pesan,baik secara
lisan atau melalui surat wasiat kepada ahli waris yang ditinggalkan.
Tentang
keinginan dan kebutuhan manusia sudah banyak ahlinya yang mengupasnya.Salah
satu pendapatmengatakan bahwa keinginan itu tidak lain merupakan bentuk lain
dari kehendak manusia yang begitu kuat. Tegasnya harapan yang sangat mendalam
akan menimbulkan apa yang disebut emosi.Itulah mengapa kadang-kadang harapan
seseorang sekaligus bisa mempengaruhi emosi yang bersangkutan.
Dan
bukanlah satu hal yang berlebihan kalau dikatakan bahwa kepribadian massa yang
berbentuk dalam situasi semacam itu sekaligus didorong oleh nalurinya.Dalam
pandangan banyak ahli psikologi,dorongan naluri semacam itu hanyalah salah satu
dari dorongan naluri yang bisa berkembang dalam diri setiap manusia.Diluar itu
masih banyak lagi dorongan naluri seperti : dorongan untuk mempertahankan
hidup,dorongan sex,dorongan untuk mencari makan,dorongan untuk bergaul dengan
sesamanya,dorongan untuk berbakti, dorongan untuk meniru,dan ada juga dorongan
untuk menikmati keindahan.
Mengutip
pandangan A.F.C.Wallace dalam bukunya culture and personality,Mas Aboe Dhari
menegaskan bahwa kebutuhan merupakan salah satu isi pokok dari unsur
kepribadian yang merupakan sasaran dari kehendak,harapan,keinginan,dan emosi
seseorang.
C.KEPERCAYAAN
Kepercayaan berasal
dari kata percaya,artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran.Kepercayaan
adalah hal-hal yangberhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan
kebenaran.Kepercayaan juga mengikat seseorang,sehingga dengan yakin melakukan hal
yang di percayainya tanpa ragu.Ada ucapan yang sering kita dengar :
1.Ia tidak pecaya pada diri sendiri.
2.Bagaimanapun juga kita harus percaya
kepada pemerintah.
3.Kita harus percaya akan
nasihat-nasihat kiai karena nasihat-nasihat itu diambil dari ajaran Alqur’an
dan sebagainya.
Dengan
contoh bebagai kalimat diatas jelaslah bahwa dasarkepercayaan adalah kebenaran.
Kebenaran
pengetahuan yang didasarkan atas oarang lain itu disebabkan karena orang lain
itu dapat dipercaya.Yang diselidiki bukan lagi masalah orang yang diberitahukan
itu dapat dipercaya atau tidak.Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas
kewibawaanya disebut kepercayaan.
Dalam
beragama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan,artinya
diberitahukan langsung oleh Tuhan atau secara tidak langsung kepada
manusia.Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan
menghormati kepercayaan orang yang beragama itu.Dasarnya ialah keyakinan
masing-masing.Keyakinan itulah yang harus dihormati,hak atas keyakinan
pribadi merupakan dasar dan penghargaan diri dari semua orang
seagama dengan dia,disebut toleransi.
Sebelum
kita berbicara lebih jauh alangkah baiknya kita mengetahui apa itu
kebenaran.Menurut Poejawiyatna didalam bukunya Filsafat Tingkah Laku,merupakan
cita-cita orang yang tahu.Tidak ada seseorang yang suka pada kekeliruan,itu
nyata dalam usaha ilmu untuk mencapai kebenaran.
Orang
yang tahu sebenarnya menyatakan sesuatu terhadap sesuatu.Oleh karena tahu akan
sesuatu terhadap sesuatu maka secara mental akan memunculkan keputusan.Karena
putusan merupakan hasil dari tahu akan sesuatu terhadap sesuatu maka haruslah
diucapkan atau diakatakan baik melalui lisan maupun tulisan ataupun dengan
perantara.Mungkin putusan itu hanya terpendam dalam hati saja(seperti halnya
bahwa budi dan kehendak ialah dasar kemanusiaan.Itulah sebabnya manusia selalu
memilih tindakan yang menurut keyakinannya baik dan benar).Kalau putusan
itu dikatakan maka pernyataan itu haruslah benar karena sebagai alat
komunikasi,putusan ini menunjuk maksud.
Persesuaian
antara putusan dan keyakinan disebut kebenaran etis.Kebenaran etis disebut juga
kebenaran subjektif dan kebenaran logis disebut juga kebenaran objektif.
Berbagai kepercayaan dan usaha
meningkatkanya :
Didunia
ini ada berbagai kepercayaan,tetapi semua kepercayaan harus berdasar pada
kebenaran dan sumber kebenaran berasal dari manusia, sesuai dengan
contoh-contoh diatas sehingga dalam hal ini kepercayaan dapat dibedakan atas:
1.Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan
pada diri sendiri perlu ditanamkan pada setiap pribadi manusia karena pada
hakikatnya percaya pada diri sendiri adalah percaya pada Tuhan yang maha
esa.Percaya pada diri sendiri adalah menganggap diri tidak salah,dirinya mampu
mengerjakan apa yang yang diserahkan atau dipercayakan.Contoh :
· Wibisana,adik Rahwana
berkhianat kepada kakaknya dan bergabung dengan musuh kakaknya yaitu Rama
karena ia percaya bahwa dirinya benar.Ia memihak kepada kebenaran dan kakaknya
dianggap dipihak yang salah.
2.Kepercayaan kepada orang lain
Kepercayaan
kepada orang lain bisa berupa percaya kepada saudara,guru,orangtua atau siapa
saja.Kepercayaan ini sudah tentu karena percaya kepada kata hatinya.Adasebuah
pepatah mengatakan “orng itu dipercaya karena ucapannya”.Misal orang berjanji
sesuatu itu dipenuhi,meskipun janji itu tidak didengar orang lain.Contoh :
· Nyi Ratu kalinyamat
bertapa telanjang hanya berkainkan rambut(tapa wudha sinjang rikma),karena
menginginkan kematian pangeran jipang,arya penangsang.Ia akan berhenti
bertapa,bila penangsang sudah terbunuh.Akhirnya arya penangsang dapat dibunuh
oleh suta wijaya(putra angkat sultan Pajang).
3.Kepercayaan kepada pemerintah
Berdasarkan
pandangan teokratisa menurut buku Etika,Filsafat Tingkah Laku karya
Prof.I.R.Poejawiyatna,negara berasal dari Tuhan.Tuhan langsung memerintah dan
mmemimpin langsung bangsa manusia,semua pengemban kewibawaan,terutama pengemban
tertinggi yaitu raja langsung dikarunial kewibawaan oleh Tuhan.
Pandangan
demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat ,(kewibawaan pun
milik rakyat.Rakyat adalah negara,rakyat itu menjelma pada negara.Satu-satunya
realitas adalah negara).
Pandangan demokratis
yang lain ialah tidak menyamakan rakyat dengan negara,tetapi rakyat menjadi
sumber kedaulatan sepenuhnya,pun sumber kedaulatan dan segala
hak(J.J.Rousseau).Apa yang menjadi kehendak rakyat adalah hak itulah yang
disebut kedaulatan mutlak(republik).
4.Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan
kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting,karena keberadaan manusia itu
bukan ada dengan sendirinya tetapi diciptakan oleh Tuhan.Kepercayaanitu amat
penting karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan
Tuhannya.Oleh karena itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan
daripadanya manusia harus percaya kepada Tuhan,sebab Tuhanlah yang selalu
menyertai manusia.Pengukuhan iman (Kepercayaan),bahwa adanya zat itu merupakan
kebenaran mutlak.Perwujudannya terdapat dalam ikrar yang lisan yang dibenarkan
dengan hati dan dan dilaksanakan dalam perbuatan(affirmation).
Berbagai
usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya.Usaha
itu antara lain :
· Meningkatkan ketakwaan
kita dengan jalan meningkatkan ibadah kita.
· Meningkatkan
pengabdian kita kepada masyarakat (ambek paramartha).
· Meningkatkan kecintaan
kita kepada sesama manusia manusia dengan jalan suka menolong,dermawan dan
sebagainya.
· Mengurangi nafsu
pengumpulan harta yang berlebihan.
· Menekan perasaan
negatif seperti iri,dengki,fitnah dan sebagainya.
D. MANUSIA DAN HARAPAN
Kita
ingat akan ibarat demikian,”manusia tanpa cita-cita ibarat sudah mati sebelum
ajal”.Artinya orang yang tidak suka atau tidak mempunyai cita-cita atau harapan
itu tidak ubahnya seperti orang mati.Jadi harapn itu sifatnya
manusiawi,dimiliki oleh siapapun dan dari golongan manapun.Bila ditinjau dari
wujudnya dapat dikatakan tidak terhinngaa ,namun bila dilihat dari
tujuannya hanya ada satu ialah hidup bahagia di dunia dan akhirat.
Dalam
hubungan dengan pendidikan moral,untuk mewujudkan “harapan” itu sebagai berikut
:
1.Harapan seperti apa yang baik;
2.Bagaimana caranya mencapai harapan
itu;
3.Bagaimana bila harapan itu tidak
tercapai.
Sebab
sering kita saksikan banyak orang tua terlalu mengharapkan kepada anak-anaknya
agar menjadi seseorang yang memiliki jabatan atau pangkat yang tinggi.Menurut dugaannya
bahwa semua pangkat,jabatan yang tinggi mamapu mamberikan kebahagiaan.Padahal
belum tentu demikian.Bila kita ingat dengan kehidupan itu tidak hanya didunia
saja,namun di akhirat,maka sudah selayaknya “harapan ” untuk hidup bahagia
dikedua tempat itu sudah kita niati.
Orang
yang hanya mengharapkan niatnya hidup kaya cenderung mudah sekali terseret
kejalan yang kurangbaik .Tidak jarang lalu menghalalkan cara untuk mendapatkan
kekayaan tersebut,tidak perduli itu teman atau lawan yang terpenting harapannya
tercapai.akhirnya bila sudah kaya semata mata semuanya itu hanya untuk
memuaskan kehendaknya,memuakan hawa nafsunya.karena kepuasannya dilandasi
dengan hawa nafsu maka selamanay tidak akan puas.Dan akhirnya yang didapat
bukanlah suatu kebahagiaan bila harapannya tidak tercapai namun suatu yang
selalu meresahkan hatinya karena kehendaknya tidak terpenuhi.
Tetapi
lain halnya dengan orang yang menyadari sepnuhnya bahwa apa yang ada pada
dirinya hanyalah titipan Tuhan,yang penggunaannya pun harus sesuai dengan
kehendak-Nya.Maka orang itu orang itu tidak akan pernah risau banyak atau
sedikit yang didapat maka ia akan mengeluarkannya dengan ikhlas untuk
kepentingan yang disenangi oleh Tuhan seperti :membayar
zakat,berkurban,membantu pembangunan masjid,memlihara anak yatim dan
sebagainya.Seandainya harapannya belum berhasil atau tercapai ia akan tetap
bersabar tanpa mengurangi usahanya, sebab ia yakin Tuhan tidak akan mengubah
nasibnya bila ia sendiri tak mau berusaha kearah perubahan itu.Bila harapannya
berhasil maka ia akan meningkatkan rasa syukurnya namun jika belum berhasil ia
akan tetap bersabar dan bertawakal.
Berharap
hari esok lebih baik daripada hari ini memang hak dan kewajiban kita.Namun kita
harus selalu sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan.Yang penting
marilah kita selalu ingat pesan Nabi Muhammad SAW : “Berusahalah untuk urusan
duniamu seolah olah kamu akan hidup selama-lamanya dan berusahalah untuk urusan
akhiratmu seolah olah kamu akan mati esok pagi.”2
2)Joko Widhagdo,Ilmu Budaya Dasar(Jakarta
:Bumi aksara,2001)h.200
E.HARAPAN TERAKHIR
Menurut
aristoteles,hidup dan kehidupan ini berasal dari generatio spontanea,artinya
kehidupan itu terjadi dengan sendirinya.Ia belm sampai pada pemikiran bahwa
segala sesuatu yang ada dibumi dan jagad raya berasal dari Tuhan.Dalam hidup
didunia,manusia dihadapkan pada persoalan-persoalan yang beragam.Untuk
menghadapi persoalan-persoalan hidup,manusia belajar dari manusia lain,baik
informal maupun formal agar kehidupnya dapat lebih sejahtera.
Manusia
meiliki kebutuhan jasmani,diperoleh dengan mencukupi kebutuhan hidup yang
bersifat kebendaan,sedangkan kebetuhan rohani dicukupi dengan hal-hal yang
sifatnya rohani,khususnya keagamaan.Islam mengajarkan manusia tidak hanya
mengejar kebutuhan yang bersifat duniawi saja,tetapi juga bersifat
ukhrowi.Dengan demikian orang harus memikirkan soal-soal yang bersifat dunia –
akhirat.Semakin tinggi kesadaran kehidupan beragama semakin yakinlah mereka
bahwa semua manusia akhirnya akan mati .
Pada
bangsa primitif diyakini bahwa kehidupan sesudah didunia masih memerlukan
kebutuhan seperti dunia,karena itu jenazah dilengkapi denga kebutuhan-kebutuhan.Dalam
ajaran islam jenazah hanya dibungkus dengan kain kafan dan diletakkan langsung
ditanah agar secepatnya kembali pada tanah,innalillahi wa inna ilaihi
rojiun.
Bagi
orang atheis dengan pandangan materialistis mereka tidak percaya akan adanya
Tuhan.Mati bukan karena rohnya kembali kepada Tuhan tetapi jantungnya berhehnti
berdenyut,sebaliknya bagi orang theis percaya kepada Tuhan dan meyakini bahwa
seseorang yang meninggal itu karena rohnya kembali kepada Tuhan.Mereka yakin bahwa
kebahagiaan yang diharapkan adalah kebahagiaan akhirat sehingga mereka yang
makin tua dansadar bahwa hidupnya tidak lama lagi memprsiapkan diri untuk
menghadapi kematian yang merupakan pintu memasuki dunia akhirat.
Dalam
QS.Ali imron (3:185),Allah berfirman ,”Setiap nafsin akan merasakan
mati,...Jadi setiap individu akan mengalami kematian.Dan karena setiap manusia
memiliki keturunan maka setiap manusia memberikan warisan dan berharap
keturunannya menjadi lebih baik.Itulah harapan terakhir manusia.
BAB III
PENUTUP
A.SIMPULAN
Manusia dan harapan
itu ibarat ruh didalam tubuh manusia,tanpa harapan atau cita – cita manusia
bagaikan mati sebelum ajal.Artinya semua manusia pasti mempunyai harapan,entah
itu diungkapkan atau tidak.Jadi harapan itu sifatnya manusiawi dan ada pada setiap
pribadi manusia.Intinya manusia dan harapan adalah satu ,tidak akan terpisah.
B.SARAN
Dengan mempelajari
ilmu budaya dasar kita bisa mengetahui apa yang tidak pernah kita tahu pada
pribadi kita.Didalam ilmu budaya dasar kita mempelajari suatu bab tentang
manusia dan harapan,yang membahas tentang harapan,keyakinan dan sebagainya.Dari
situlah kita tahu bahwa manusia dan harapan adalah sesuatu yang tidak
terpisahkan dan dengan mempelajari itu kita menjadi orang yang optimis.Maka
dari itu mempelajari ini adalah hal yang sangat penting.
DAFTAR BACAAN
Mustofa,Ahmad.Drs.H.1999.Ilmu Budaya
Dasar.Bandung.Pustaka setia.
Widhagdo,Joko.2001.Ilmu Budaya Dasar.Jakarta.Bumi
Aksara.
Komentar
Posting Komentar